Photos

3-tag:Photos-65px

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 14 Agustus 2010

Pulau Tidung, Eksotisme Jejak Bajak Laut

Keindahan pantai dan alam bawah lautnya telah membuat Pulau Tidung meninggalkan banyak jejak di dunia maya. Pulau nelayan itu pun kini menjadi salah satu tujuan wisata warga DKI Jakarta saat ini.

Waktu baru menunjukkan pukul 09.30 WIB saat rombongan VIVAwalk tiba di Pulau Tidung, Sabtu, 8 Agustus 2010. Dari pelabuhan Muara Angke, rombongan menempuh perjalanan laut selama tiga jam.

Di dermaga Pulau Tidung, telah banyak kapal yang bersandar. Sebagian besar terbuat dari kayu, namun ada beberapa yang sudah berbahan fiberglass dan seluruhnya berderet rapi di tepi dermaga.

Sengatan matahari langsung menyambut para penumpang yang baru keluar dari kapal. Siang itu, pelabuhan Tidung sudah mulai ramai oleh para pelancong-pelancong lain yang tiba lebih dulu.

Pedagang asongan terlihat sudah menggelar dagangannya. Penjaga toilet umum bertarif Rp1000 juga sudah bersiap di depan kotak menanti para pelancong yang ingin buang air atau sekadar membasuh muka.

Sebagian pelancong langsung meninggalkan dermaga. Mereka berjalan menuju penginapan yang telah dipesan sebelumnya. Langkah mereka dituntun pemilik penginapan yang telah menunggu di dermaga.

Rombongan VIVAwalk disambut oleh Ibu Lia - pemilik salah satu penginapan di Pulau Tidung. Karena penginapannya sudah kehabisan kamar, VIVAwalk yang berjumlah 7 orang pun ditempatkan di rumah Ketua RT.

"Harusnya pesannya jauh-jauh hari, jadi tidak kehabisan kamar," katanya.

Menurut, Ibu Lia, jumlah pengunjung pekan ini sebenarnya menurun dibanding pekan sebelumnya. Namun minimnya penginapan membuat kesempatan untuk mendapat untuk mendapat kamar yang nyaman tetap sulit.

"Minggu lalu, jumlahnya mencapai 3000 orang. Kalau sekarang mungkin hanya mencapai 2000-an. Mungkin karena ini akhir pekan terakhir jelang puasa," kata wanita berusia 45 tahun itu.

Rumah pak RT yang ditawarkan tak jauh dari dermaga. Perjalanan hanya butuh waktu 5 menit saja. Menurut Ibu Lia, sehari-hari rumah yang hanya memiliki satu kamar tidur itu digunakan oleh Pak RT dan keluarganya.

”Namun karena penginapan penuh, mereka mau mengungsi sebentar dan menjadikan rumahnya sebagai penginapan,” kata Ibu Lia.

Rama-ramai Tawarkan Paket Wisata
Pulau Tidung memang telah menjadi salah satu tujuan wisata bagi warga Jakarta. Informasi mengenai keindahan pulau berpenduduk sekitar 4250 orang itu telah menjadi buah bibir di dunia maya.

Banyak pengunjung yang menuliskan kisah perjalanannya pada sebuah blog Beberapa menyampaikannya lewat situs jejaring sosial facebook. Bahkan beberapa tulisan mencantumkan rute perjalanan plus biaya yang dibutuhkan.

VIVAwalk sendiri mendapat informasi penginapan Ibu Lia dari sebuah blog. Pada blog tersebut dicantumkan biaya yang dikekanak bagi tim pelancong, yakni sebesar Rp300 ribu untuk satu paket perjalanan.

Paket yang dimaksud adalah penginapan selama sehari, makan, transportasi Jakarta-Tidung-Jakarta, paket wisata snorkling, dan sewa sepeda. Ibu Lia juga memberi bonus berupa fasilitas bakar ikan di malam hari.

”Wisatawan baru empat bulan ini mulai berdatangan ke Tidung. Sebelumnya hanya ada satu atau dua saja yang datang ke sini,” kata Edy, Ketua RT, 005/02, saat berbincang-bincang dengan VIVAwalk.

“Mereka bisasanya menginap di rumah-rumah penduduk," lanjutnya.

Menurut Edy, Pulau Tidung dulunya adalah pulau nelayan. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. "Saya juga dulunya nelayan. Warga di sini biasanya berangkat melaut bisa sampai empat bulan." katanya.

Edy menambahkan, meningkatnya jumlah para pelancong pun membuat penduduk Pulau Tidung berubah haluan. Sebagian mulai merubah kediamannya menjadi penginapan dengan berbagai fasilitas seperti AC.

Edy sendiri memilih menjadi pemandu bagi pelancong yang ingin snorkling atau menikmat pulau-pulau yang ada di sekitar Tidung. Tarifnya yang dipasang untuk sekali jalan Rp300 ribu sekali jalan. Kapalnya sendiri bisa menampung 15 sampai 20 penumpang.

Di Pulau Tidung, rata-rata penginapan menawarkan paket wisata. Selain penginapan, paket juga sudah termasuk biaya makan sebanyak 4 kali, plus wisata snorkling dan sewa sepeda selama berada di Tidung.

”Harganya tergantung dari besar kecilnya rombongan. Semakin besar, harga yang ditawarkan semakin murah biaya yang perlu dibayarkan,” beber Edy.

Jejak Bajak Laut
Pulau Tidung terdiri dari dua bagian, yakni Tidung Besar dan Tidung Kecil. Awalnya penduduk hanya bermukim di Pulau Tidung Kecil. Sedangkan Pulau Tidung Besar justru masih hutan yang jarang dikunjungi.

"Menurut cerita orang tua jaman dulu, Pulau Tidung dulunya dihuni oleh seorang bajak laut yang berasal dari Malaysia. Setelah insyaf, dia memilih bermukim di Pulau Tidung kecil,” kata Edy.

”Makamnya masih ada di sana. Keturunannya juga ada satu yang masih hidup," sambung pria yang sejak kecil sudah bermukim di Pulau Tidung itu.

Tidung Kecil berada di sebelah Timur Pulau Tidung Besar. Pulau yang kini banyak ditumbuhi oleh kelapa dan semak berduri itu dihubungkan oleh sebuah jembatan kayu yang cukup panjang.

Oleh pengunjung, jembatan ini kemudian dinamai dengan 'Jembatan Cinta'.

Untuk mencapai pulau ini, pelancong rata-rata bersepeda dari penginapannya. Sepeda lalu di parkir di pinggir pantai dan dilanjutkan berjalan kaki menuju jembatan.

Salah satu daya tarik jembatan kayu ini adalah bagian melengkung yang tak jauh dari pintu masuk. Lokasi ini menjadi tempat favorit pengunjung untuk menguji adrenalinya dengan melompat dari tepi jembatan.

Tingginya kira-kira 5 meter. Di bawah, air laut yang berwarna hijau sudah siap menjadi landasan para pelompat.

Sepanjang jembatan, para pelancong juga disuguhi dengan pemandangan yang indah. Laut berwarna hijau berada tepat di bawah jembatan lengkap dengan berbagai jenis ikan dengan aneka macam warna dan terumbu karang.

Pulau Tidung sendiri hanya memilki lebar 200 meter, namun memiliki panjang hingga 5 km. Pulau ini dikelilingi oleh pantai dangkal dan ditumbuhi banyak karang yang bisa terlihat secara kasat mata.

Pantai di sini juga tergolong aman karena tidak berombak besar. Gugusan karang yang mengelilingi pantai mampu menahan ombak dari laut lepas sehingga cukup aman untuk dipakai sebagai lokasi berenang.

Keindahan alam bawah laut Pulau Tidung bakal lebih terasa saat pengunjung mencoba snorkeling. Dari tiga lokasi yang sempat dikunjungi VIVAwalk, seluruhnya menyuguhkan pemandangan yang indah dan sulit terlupakan.

Berbagai bentuk terumbu karang dengan ukuran yang berbeda-beda menghiasi alam bawah laut pantai Tidung. Beragam jenis ikan yang ada juga semakin menambah keindahan di sana.

"Dulu pantai di sini jauh lebih bagus dari sekarang. Ikannya juga jauh lebih banyak. Akitivitas pengeboman dan pembiusan ikan yang sempat marak membuat, banyak terumbu karang yang rusak," kata Edy.

"Kami baru sadar kalau terumbu karang rusak, ikan otomatis bakal menghilang."